Ingin Ke surga bersama Umi dan Abi

 

Bacaan Quran dengan suara jernih nan syahdu keluar dari mulut bocah kecil berbaju gamis dan penutup kepala, kain sorban yang dibelitkan. Bacaan Quran yang keluar dari kedua bibirnya menggetarkan dan meneduhkan hati. Mendengar anak hafal Quran mungkin biasa tetapi ini luar biasa karena suaranya begitu menggetarkan. Tertegun dan merinding kuduk mendengar bacaannya. Terlebih bocah ini telah hafal Quran lebih dari empat juz.

Salah seorang yang menilai bacaannya begitu terkesima dengan bacaannya. Tidak hanya hafal tetapi, ia juga membaca dengan tartil dan bersuara indah. Lepas dari yang ia baca, Bocah kecil ini diminta kembali untuk membacakan surat Al Fatihah. Lagi-lagi semua orang dibawa dengan damai untuk menikmati bacaan yang sedang dibacanya. Dia begitu tenang menuturkan ayat demi ayat, stabil dan tidak tergesa-gesa, suara yang begitu jernih dan nyaring serasa melemparkan semua orang yang mendengar bersimpuh dan larut dalam bacaan shalat di Baitullah.

Usai membacakan surat alfatihah, anak kecil yang usianya kira-kira 8 tahun ini ditanya, “apa motivasi atau yang mendorong kamu menghafal Qur’an?” jawaban yang membuat saya tidak tahan menahan air mata. Dia menjawab, “saya ingin ke surge bersama umi dan abi”. Begitu sederhana kalimat yang diucapkan namun syarat dengan makna. Beberapa orang dewasa yang menyaksikannya terlihat tidak kuasa menahan rasa haru. Entah apa yang dipikirkan begitu tidak kuasa tahan genangan air mata saat mendengar jawab anak kecil itu.

Saya sendiri menjadi teringat akan kedua orangtua dan anak-anak saat dengan ucapan anak itu. Dengan berjuta tanya dalam hati, apakah saya dapat menghantarakan syurga bagi kedua orangtua. Anak kecil itu, di dunia pun dia sudah menjadi surga bagi kedua orangtuanya. Tentulah orangtua mereka bahagia dengan kemampuan anaknya yang luar biasa. Namun tentu perjalan hidup masih panjang, dan proses yang dilewati untuk mencapai kemampuan itu pun tidak begitu saja dapat dengan mudah. (Semoga Allah selalu menjaga anak kecil itu dan kedua orangtuanya).

Lingkungan rumah yang kondosif bagi anak itu untuk menghafal Qur’an, disiplin dan berlatih terus menerus sudah tentu tidak boleh tidak ada dalam kehidupan anak penghafal Quran. Melawan kebiasaan yang kebanyakan  orang lain atau anak-anak lain seusianya lakukan. Salut bagi anak dan orangtua yang luarbiasa.

Tidak mudah menjadi orangtua yang memberikan teladan dan inspirasi bagi anak-anak. Orangtua kadang dikesankan anak orang, terutama ibu orang yang bawel, banyak nyuruh, cerewet. Apalagi kalau anaknya kurang kooperatif dengan apa yang dimaksud ortu. Tambah panjang penjelasan dan ulasan. Meski demikian orangtua tetap dirindukan dan menjadi sumber kebahagiaan. Bagaimana pun tentu ingin membuat pula mereka bahagia.

Beruntung memang memiliki anak-anak yang baik, yang mudah dan cenderung kepada kebaikan-kebaikan. Tetapi bagaimana anak tidak lah jauh dari apa yang ada di atasnya yaitu orangtua. Namun percaya kehidupan adalah proses yang membuat maju dan lebih baik. Tentu orangtua mengharapkan kehidupan dan perilaku anak-anak yang lebih baik dari orangtuanya.

Doa selalu dipanjatkan bagi kebahagiaan anak-anak. Segala upaya dilakukan orangtua pun demi anak-anak.

Usaha dan doa terbaik untuk anak-anak sesungguhnya akan menjadi balikan yang berarti bagi orangtua.

Leave a comment